Para pendiri startup, baik yang baru saja mendirikan "mimpi" maupun yang mulai mengembangkan perusahaannya, pasti membutuhkan modal cukup besar untuk menjalankan dan mempertahankan apa yang telah dibangunnya. Salah satu cara untuk mendapatkan modal adalah melakukan pitching dengan investor.
"Pitching is half exciting and nightmare," ujar Bernadus Sumartok, founder of Presentonomics.com ketika membagi ilmunya tentang presentasi di hadapan peserta #StartUpLokal meetup V.13 di Gedung TransTV, Jakarta, Rabu (11/5/2011) malam.
Menurutnya, pitching bisa jadi sangat menumbuhkan semangat karena pengusaha akan bertemu dengan investor, namun akan menjadi mimpi buruk apabila presentasinya tidak maksimal. Oleh karena itu Sumartok membagikan cara membangun slide presentasi sederhana namun dapat menarik perhatian investor saat pitching.
Ia membaginya kepada tiga bagian besar, yakni : Mind of The Time (pembagian waktu), Content is King (isi presentasi adalah raja), dan Visual (betapa visualisasi sangat mendukung presentasi).
Pertama, Mind in Time, atau pembagian waktu bisa dilakukan dengan cara memilah mana yang tidak penting, penting, dan maha penting. Lalu fokuskan pembahasan slide kepada produk, bukan latar belakang atau profil perusahaan. Ketika menjelaskan produk tersebut, lebih baik menunjukkan daripada mengatakan, karena audience lebih tertarik melihat produk langsung dibandingkan mendengar cerita. Idealnya, dalam 15 menit presentasi hanya terdiri dari 12 hingga 20 slide presentasi, maka manfaatkan dengan optimal.
Ke-dua, dalam hal Content Is King. Struktur Ideal bagi startup ketika pitching adalah membahas konten-konten yang dimulai dari perkenalan tentang perusahaan dan tim, lalu dilanjutkan dengan menjelaskan peluang dan kompetisi dalam industri, menjelaskan bisnis model, menyediakan question and answer, juga memberi solusi dari permasalahan yang terjadi di sekitar pengguna startup tersebut. Namun atur semua informasi penting tersebut menjadi informasi sederhana yang mudah dimengerti audience. "Keep it simple slide," ujar Sumartok.
Ketiga, tentang Visual. Sumartok menyarankan agar presentasi menggunakan gambar yang besar dan resolusi tinggi, bukan gambar kecil dan resolusi rendah. "Kalau perlu penuhi semua layar slide dengan gambar agar jelas," ungkap Sumartok.
Ia menambahkan, penggunaan clip art dalam presentasi artinya tidak professional sehingga ia menyarankan agar jangan menggunakan clip art. Jangan lupa untuk memberikan white space yang cukup pada gambar agar ada ruang untuk memasukkan tulisan yang memperkuat gambar. Lalu untuk jenis huruf,dalam satu slide, usahakan agar tidak lebih dari dua jenis huruf dan untuk penulisan angka sebaiknya menggunakan jenis huruf Arial karena lebih jelas terlihat.
KOMPAS.com -
0 komentar:
Posting Komentar